Menghabiskan liburan dan atau akhir pekan di Jogja bukan merupakan pengalaman pertama saya. Biasanya jika ke Jogja, saya sering menghabiskan waktu berkeliling provinsi berlabel Daerah Istimewa itu dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata alam, sejarah, budaya dan belanja. Dan sebelumnya saya tak pernah keliling Jogja dengan orang lokal, kecuali supir dari mobil yang saya sewa.
Minggu lalu saya berkesempatan kembali berwisata di Jogja pada akhir pekan bersama teman saya yang asli orang Jogja (tapi sama-sama bekerja di Jakarta). Saya diajak mengunjungi beberapa tempat makan yang bagi saya rasanya enak, dan akhir pecan saya di Jogja kali itu menjadi berbeda dari liburan di Jogja yang biasanya, karena saya menghabiskannya dengan banyak sekali wisata kuliner.
Berikut akan saya ceritakan daftar rumah makan, kafe dan restoran yang saya datangi selama akhir pekan di Jogja minggu lalu.
Niela Sari Resto di Gunung Kidul (supply: Dokpri)
Rumah makan ini lokasinya ada di Wonosari. Saya singgah ke rumah makan ini di jam makan siang ketika akan menuju pantai di Gunung Kidul. Lokasinya ada di Siyono, Jl. Raya Yogyakarta-Wonosari.
Yang khas dari rumah makan ini adalah nasi merah dan ayam kampong goreng yang enak sekali. Katanya, menu di rumah makan ini adalah sajian khas yang terkenal dari Kabupaten Gunung Kidul. Menu yang disajikan cocok untuk makan siang. Jika ingin memesan air minum, di sini disediakan air minum dari kendi, rasanya segar sekali bagi saya di tengah hari yang terik itu.
Sajian makanan di Niela Sari Resto (source: wisatakulinergunungkidul.wordpress.com)
Bakmi Jawa Harjo Geno (supply: gastronomy-aficionado.com)
Sesuai namanya, sajian utama dan satu-satunya di sini adalah bakmi jawa. Lokasinya di Jl. Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kios tempat makan bakmi ini memang cukup kecil, tapi rasanya enak, khas bakmi jawa dengan kuah hangat yang sangat cocok dimakan malam hari.
Sajian Bakmi Jawa Harjo Geno (supply: )
Sesuai namanya, lokasi penjualannya ada di depan RS. Bethesda, Kota Yogyakarta. Teman saya sudah sering sekali bercerita tentang betapa enaknya bakso ini, dan akhirnya saya bisa menyantap bakso yang katanya terkenal sekota Yogyakarta. Jadi tak heran, ketika saya datang ke warung kecil ini, pengunjungnya ramai sekali sehingga harus mengantri untuk mendapatkan tempat duduk. Selain itu, stok baksonya juga cepat habis, sehingga warung bakso sederhana ini hanya buka hingga siang hari.
Bakso Bethesda (source: eatjogja.com)
Yang jadi favorit di sini adalah bakso gorengnya. Enak sekali. Struktur baksonya juga berbeda dengan bakso lain yang pernah saya makan. Tak heran bakso ini digemari banyak orang.
Sajian Bakso Bethesda (source: )
* Warung Makan Khas Bali Bu Komang
Nah, yang ini memang bukan makanan khas Jogja atau Jawa. Sekedar info, makanan yang disajikan di restoran ini adalah makanan non halal. Lokasinya ada di Jl. Pura, Bantul, Yogyakarta.
Warung Makan Khas Bali Bu Komang (supply: Dokpri)
Untuk penggemar makanan berbahan dasar daging babi, saya sangat merekomendasikan untuk menyantap makanan dari restoran ini. Pengunjung restoran ini juga sangat ramai, untuk yang makan di tempat maupun yang membungkus. Menu favoritnya adalah daging goreng, so juicy!
Lokasinya di Jl. Margo Utomo, Yogyakarta. Sesuai namanya, tempat ini memang untuk nongkrong di malam hari, berada di pinggir jalan, dengan makanan yang disajikan di atas gerobak dengan varian makanan ringan dan makanan berat dengan porsi kecil khas Jawa.
Angkringan Gareng Petruk (supply: erlinaayu.com)
Katanya, angkringan ini yang paling terkenal dan paling ramai di kawasan pusat kota Yogyakarta. Saya sendiri hanya menyantap beberapa potong gorengan selama ada di sana, karena memang sudah malam.
* Artemy Italian Gelato & Coffee Shop
Eksterior Artemy Italian Gelato & Coffee (supply: travel.detik.com)
Berlokasi di Jl. Kranggan, Kota Yogyakarta, sepintas tempat ini tidak ada bedanya dengan gerai penjual es krim kebanyakan yang pernah saya lihat. Tapi saya suka dengan desain eksterior dan inside kafe bermenu utama es krim ini. Varian rasanya juga berbeda dengan gerai penjual es krim yang biasa saya lihat.
Dan karena saya terbiasa memesan es krim coklat, jadi saya juga memesan es krim coklat di sana, sekadar untuk membandingkan rasanya dengan es krim lain yang pernah saya makan. Saya akui, rasanya lebih enak di kafe ini, apalagi ada varian rasa coklat yang dicampur almond, enak sekali.
Interior Artemy Italian Gelato & Coffee (supply: -jogja.com)
Nasi Gudeg di Gudeg Pawon (supply: kembangsekawan.com)
Jogja dikenal sebagai kota gudeg, jadi rasanya ke Jogja itu tidak lengkap jika tidak menyantap makanan khasnya yang sangat terkenal, yaitu nasi gudeg. Saya pribadi memang senang sekali makan nasi gudeg yang hangat dengan krecek, tempe orek dan opor ayam. Rasanya saya senang sekali diajak mencoba nasi gudeg di tempat ini, terenak yang pernah saya makan.
Nasinya hangat sekali, nasi yang baru ditanak, dengan campuran bumbu krecek, tempe orek dan opor ayam kampung yang pas. Nikmat sekali pokoknya, padahal saya dalam kondisi tidak sedang lapar dan perut sudah cukup berisi makanan, tapi saya bisa menyantap habis semua yang terhidang di piring saya di sana.
Bagian Dapur Gudeg Pawon (supply: spotunik.com)
Lokasi rumah makan sederhana ini ada di Jl. Profesor Doktor Supomo, Kota Yogyakarta. Bukanya pukul 21.30, cukup malam memang, tapi kenikmatan rasa nasi gudeg ini tidak bohong. Walaupun lokasinya bukan di jalan biasa, dan bukanya di malam hari, tapi antrian orang yang mau makan di sini cukup panjang.
Beruntungnya, teman saya mempunyai nomor ponsel pemilik rumah makan ini, karena sudah kenal dan sering makan di situ, jadi kami bisa memesan makanan dulu sebelum rumah makan ini buka. Jadi ketika tiba di sana, pesanan kami sudah siap untuk disajikan, tinggal disantap saja.
Sajian di Gudeg Pawon (source: spotunik.com)
Nah yang ini adalah oleh-oleh khas Jogja yang terkenal. Di Jogja ada banyak sekali penjual bakpia, dan saya pribadi tidak tahu mana yang paling enak. Tapi berdasarkan rekomendasi teman saya, jadi kami memilih untuk memberli bakpia di sini. Varian rasa bakpia yang disediakan di sini cukup banyak, seperti: kacang hijau, coklat, inexperienced tea, cappuccino, keju dan lainnya. Saya paling suka rasa coklat dan kacang hijau. Harganya standar saja menurut saya.
Dari bahasan saya di atas, saya memang tidak membahas soal harga masing-masing tempat makan tersebut, karena kebanyakan di antaranya ditraktir oleh teman saya atau orang tuanya. Tapi menurut saya, standar harga Jogja sudah pasti lebih murah jika dibanding dengan harga makanan di Jakarta. Jadi bisa disimpulkan harganya cukup murah. Jadi berwisata kuliner di Jogja bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan akhir pekan.
VIDEO PILIHAN