Pertumbuhan permintaan produk kuliner mencapai 10 persen per tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemain baru industri kuliner Kota Bandung terus berdatangan. Namun, bisnis tersebut dinilai masih sangat menjanjikan.
Menurut Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat (Jabar), Iwan Gunawan, pertumbuhan permintaan produk kuliner Bandung rata-rata melampaui 10 persen per tahun. Tingginya pertumbuhan permintaan tersebut, kata dia, ditunjang oleh kuatnya brand Bandung sebagai pusat wisata kuliner.
“Pasar produk kuliner Bandung itu luas. Konsumen, khususnya dari luar kota, selalu penasaran dengan apa yang baru di Bandung,” ujar Iwan di Bandung, Ahad (6/5).
Menurut Iwan, struktur geografis Bandung yang berada di ketinggian dan cuacanya yang cenderung dingin membuat produk kuliner selalu dicari. Selain itu, Bandung memiliki banyak makanan khas untuk dikonsumsi pada waktu tertentu, seperti pagi atau malam hari.
Namun, kata Iwan, untuk saat ini belum ada produk kuliner yang muncul menjadi icon Bandung, seperti Ma Icih beberapa waktu silam. Produk-produk pendatang baru, hanya mampu bertahan sesaat tanpa mampu mencapai popularitas tinggi.
“Bahkan, banyak yang hanya mampu bertahan sebentar, sebelum sempat dikenal masyarakat secara luas,” katanya.
Sementara menurut Pemilik Vincake, Vino G Bastian, prospek kuliner Bandung sangat menjanjikan. Hal itulah yang mendorong dirinya meluncurkan Vincake di Bandung. Walaupun, sejumlah rekan artis sudah meluncurkan produk sejenis sebelumnya.
Vino menilai, model Bandung sebagai kota kuliner membuat banyak pelaku usaha berlomba-lomba melahirkan produk kuliner di Kota Bandung. Walaupun banyak pemain baru, tapi pasar produk kuliner Bandung belum jenuh.
“Kuncinya adalah diferensiasi produk dan bagaimana menjaga kualitas produk,” katanya.
Di Bandung, kata dia, bisa saja banyak produk kue. Tapi pelaku usaha harus bisa membuat kue yang berbeda dari yang lain untuk bisa merebut pasar.
Hal yang tak kalah penting dalam industri kuliner, kata dia, adalah inovasi dan higienitas produk. Inovasi untuk mempertahankan pasar karena umur produk kuliner yang relatif singkat. “Sementara higienitas terkait keamanan pangan. Ini merupakan hal terpenting di industri kuliner,” ujar Vino.
Menurut Vino, produk kuliner akan mampu bertahan di pasaran. Bahkan, bukan tidak mungkin menjadi pemimpin pasar kendati hadir belakangan jika produknya memiliki keunikan.