Cara Pindah Bisnis Makanan Dan Minuman Ke Online Kala Corona

CNN Indonesia | Senin, 20/04/ :52 WIB

Ilustrasi bisnis on-line. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) Jakarta, CNN Indonesia — Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia demi memutus penularanvirus corona mendorong meroketnya penggunaan dan permintaan jasa transaksi online, baik itu belanja melalui marketplace, e-commerce, ataupun pemesanan makanan melalui aplikasi pengantaran.

Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO, peningkatan permintaan yang terjadi pada produk makanan dan minuman (Food&Beverages/F&B) mencapai 143 persen dari Februari hingga Maret 2020.

“Produk-produk seperti minuman kemasan instan, jus kemasan, dan susu, mengalami kenaikan tertinggi. Ini diikuti dengan produk makanan kemasan yang bersifat tahan-lama, seperti biskuit, saus, dan camilan-camilan,” kata Chief Executive Officer dan Founder SIRCLO, Brian Marshal lewat keterangan tertulis kepada redaksi, Senin (20/4).

SIRCLO juga mengungkapkan bahwa lonjakan pembelian produk makanan dan minuman terus berlanjut hingga bulan April. Total pembelian online hingga minggu kedua April sudah mencatatkan 1,5 kali lipat dari Februari.

Selain itu, SIRCLO memprediksi bahwa pertumbuhan pembelian F&B on-line dari Februari ke April akan mencapai 261 persen.

Tiga Cara Bisnis F&B Berpindah ke Online

Sama seperti industri ritel dan kegiatan belajar-mengajar yang kini berpindah ke ranah digital, bisnis F&B pun harus menggencarkan strategi pemasaran on-line mereka.

Langkah ini penting dilakukan, tidak hanya agar perusahaan dapat tetap beroperasi selama wabah, tetapi juga untuk kesuksesan jangka panjang di era yang berbasis teknologi.

Untungnya, saat ini transformasi usaha dari offline ke on-line menjadi semakin mudah. Menurut SIRCLO, ada setidaknya tiga kanal penjualan yang bisa dimanfaatkan untuk produk F&B.

Pertama, mereka bisa memiliki website sendiri. Hal itu bisa juga dilakukan dengan template dari SIRCLO Store, dimana penjual dan pembeli dapat terhubung secara langsung melalui web site.

Kedua, bisnis F&B bisa mulai membuka toko dan berjualan melalui platform marketplace seperti Tokopedia, Blibli, Shopee, Bukalapak. Ketiga, aplikasi komunikasi seperti WhatsApp Business memudahkan penjual untuk berhubungan langsung dengan finish-buyer mereka dalam memproses transaksi.

Dengan opsi tersebut, setiap orang bisa mulai berjualan online secara praktis, bahkan tanpa perlu kemampuan mendalam di bidang IT. Menurut SIRCLO, hambatan untuk memasuki (barrier to entry) kanal penjualan digital hampir tidak ada.

“Melalui kekuatan digitalisasi, inovasi, dan adaptasi, bisnis F&B bisa tetap bertahan di tengah wabah Covid-19 dan PSBB yang diberlakukan pemerintah. Kuncinya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk tetap berinteraksi dengan pelanggan,” demikian Brian.

(dal/DAL)

[Gambas:Video CNN]