Berburu Rogan Sup, Kuliner Khas Cianjur Untuk Berbuka Puasa

RAMADHAN tentu tak lepas dari sajian makanan. Di Cianjur, ada kuliner khas menjadi buruan saat Ramadhan yang dijadikan menu berbuka ataupun makanan penutup.

Kuliner yang mulai populer sejak beberapa tahun lalu itu adalah Rogan, singkatan dari bahan baku utama kuliner manis, yakni roti dan kelapa muda.

Rogan sup memiliki cita rasa yang unik, gurih dan segarnya air kelapa muda bercampur dengan manisnya roti dan susu kental manis menjadi perpaduan rasa yang kaya.

Tak ketinggalan, kolang-kaling dan kacang hijau dalam Rogan sup juga menjadi pelengkap kuliner tersebut.

Tak hanya dari segi rasa, aroma khas daun pandan dalam kuah dan daun pisang yang menjadi pembungkus kuliner memuat makanan tradisional Cianjur itu sempurna.

Yang menjadi khas dari Rogan sup memang bukan hanya dari roti dan kelapa muda saja, tapi pembungkusnya yang masih menggunakan daun pisang seperti halnya makanan tradisional, yang mempunyai aroma yang khas.

Proses pembuatan Rogan sup cukup sederhana, seluruh bahan dimasukan dalam pembungkus pisang, kemudian di masukan kuah santan yang bercampur susu kental manis.

Setelah dibungkus rapat, kemudian Rogan sup dimasukan dalam panci untuk dikukus selama 20 menit. Setelah dirasa matang dan saung pisang berubah warga, Rogan bisa diangkat dan disajikan.

“Di momentum Ramadhan ini, penjualan Rogan meningkat. Jika biasanya dalam sehari hanya hanya 400 bungkus, kini bisa habis 800 bungkus,” ujar pedagang rogan sup, Kurniawati.

Pembelinya tidak hanya dari Cianjur, pesanan dari luar kotapun ada. Namun untuk saat ini luar kota tidak banyak, mengingat kondisi pandemi saat ini dengan daerah yang mulai diberlakukan PSBB.

Widianti, salah seorang pembeli, mengaku sengaja datang dari kawasan puncak untuk membeli Rogan Sup sebagai takjil berbuka dan untuk kudapan saat sahur. Citarasa yang khas membuatnya rela datang untuk menikmati makanan tradisional tersebut.

“Buat takjil dibagi ke sodara di Cipanas, tapi ada juga yang disimpan buat sahur. Sengaja datang ke sini, karena kan memang adanya hanya di sini. Sering beli mah kalo lagi ada keperluan ke daerah sini. Enak sih jadi punya ciri khas sendiri,” katanya. (HAP)